Pengertian Sistem
Sistem merupakan suatu “organisasi
besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan
dalam suatu tatanan tertentu. Atau sebuah sistem merupakan suatu jaringan
daripada prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama lain menurut skema atau
pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dari suatu usaha
atau urusan.
Menurut saya sendiri, sistem
merupakan sebuah kesatuan bagian yang bekerja untuk mencapai sebuah tujuan dan
memiliki hubungan satu sama lain.
Sistem Ekonomi
dan Sistem Politik
Sistem ekonomi adalah suatu sistem
yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas
unsure manusia sebagai subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek dan
seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi
serta mempengaruhi serta memiliki fungsi koordinasi dalam proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
Dalam perangkat kelembagaan terdapat kebiasaan, perilaku,
dan etika masyarakat yang diterapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan
dengan pemanfaatan sumberdaya bagi pemenuhan kebutuhan. Dan sebuah sistem
ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsure dalam suatu suprasistem
kehidupan masyarakat dan juga termasuk bagian dari kesatuan ideology kehidupan
bermayrakat di suatu Negara. Pelaksanaan suatu sistem ekonomi tertentu disebuah
Negara akan berjalan mulus jika lingkungan kelembagaan masyarakatnya mendukung.
Sebagai supra sistem kehidupan,
sistem ekonomi berkaitan erat dengan sistem ekonomi sosial lain yang
berlangsung di dalam masyarakat. Di dunia ini terddapat kecenderungan secara
umum bahawa sistem ekonomi di suatu negara “bergandengan tangan” dengan sistem
politik di negara yang bersangkutan, dimana idiologi ekonomi berjalan seiring
dengan idiologi politik.
Benang merah hubungan sistem ekonomi dengan sistem politik
adalah, sbb :
1. Liberalisme
(liberal) dengan Komunisme (komunis), konteksnya adalah ideology politik.
2. Demokrasi
(demokratis) dengan Otokrasi (otoriter), konteksnya adalah rejim pemerintahan
(cara pemerintah).
3. Egalitarianism
(egaliter) dengan Etatisme (etatis), konteksnya adalah penyelenggaraan
kenegaraan.
4. Desentralisme
(desentralistis) dengan Sentralisme (sentralistis), konteksnya adalah struktur
birokrasi.
5. Kapitalisme
(kapitalis) dengan Sosialime (sosialis), konteksnya adalah ideology ekonomi.
6. Mekanisme Pasar
dengan Perencanaan Terpusat, konteksnya adalah pengelolaan ekonomi.
Kapitalisme
dan Sosialisme
Sistem ekonomi kapitalisme mengakui
pemilikan individual atas sumber daya, sumber ekonomi atau faktor-faktor
produksi dan terdapat keleluasaan bagi orang perorangan dalam memiliki
sumberdaya. Kompetisi antarindividu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan
antarbadan usaha dalam mengejar keuntungan sangat dihargai. Tidak adanya
kekangan atau batasan bagi orang perorang dalam menerima imbalan atas perstasi
kerjanya. Prinsip keadilan yang dianut “setiap orang menerima imbalan berdasarkan
prestasi kerjanya”. Campur tangan pemerintah sangat minim. Pemerintah sebagai
“pengamat” dan “pelindung” perekonomian.
Sosialisme
adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur
tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata
kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi,
gas lng, dan lain sebagainya.
Sistem
Sosialis ( Socialist Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya
mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya,
penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian
besar merupakan kepemilikan sosial.
Dalam
perekonomian kapitalisme setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh
laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan
persaingan bebas dengan berbagai cara.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalisme, dan Sosialisme
Konsep
|
Kapitalisme
|
Sosialisme
|
Sumber kekayaan
|
Sumber kekayaan sangat langka( scarcity of resources)
|
Sumber kekayaan sangat langka( scarcity of resources)
|
Kepemilikan
|
Setiap pribadi di bebaskan untuk memiliki semua kekayaan
yang di peroleh nya
|
Sumber kekayaan di dapat dari pemberdayaan tenaga kerja
(buruh)
|
Tujuan Gaya hidup perorangan
|
Kepuasan pribadi
|
Ke setaraan penghasilan di antara kaum buruh
|
Persaingan Terkendali
Berdasarkan
sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, tak terdapat
alasan untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi kita adalah kapitalistik.
Indonesia mengakui pemilikan individual atas faktor-faktor produksi; kecuali
untuk sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Jadi secara konstitusional, sistem ekonomi indonesia bukan kapitalisme dan
bukan pula sosialisme.
Sehubungan dengan persaingan
antarbadan-usaha, tidak terdapat rintangan bagi suatu perusahaan untuk memasuki
bidang usaha tertentu. Namun untuk menghindari persaingan tak sehat dalam pasar
barang tententu yang sudah jenuh, pemerintah mengendalikannya dengan membuka
prioritas-prioritas bidang usaha.
Jadi pada kesimpulannya, bahwa iklim persaingan berekonomi
dan kompetisi berbisnis di indonesia bukanlah persaingan yang bebas-lepas,
melainkan persaingan yang terencana-terkendali.
Kadar kapitalisme dan Sosialisme
Unsur-unsur
kapitalisme dan sosialisme terkandung dalam perngorganisasian ekonomi
Indonesia. Ada 2 pendekatan untuk melihat kadar masing-masing sistem tersebut,
dengan :
Pendekatan Faktual-Struktural yakni menelaah peranan pemerintah atau
Negara dalam struktur perkonomian.
Pendekatan Sejarah yakni dengan menelusuri bagaimana perekonomian bangsa
siorganisasikan dari waktu ke waktu.
Untuk mengatur kadar keterlibatan pemerintah dalam
perekonomian dengan pendekatan factual-struktural, digunakan Kesamaan Agregat
Keynesian yang berumuskan :
Y = C + I + G + (X – M)
Dalam mengunakan rumus diatas dirinci menurut pengunaan atau
sector pelakunya. Kesamaan ini merupakan rumus untuk menghitung pendapatan nasional
dengan pendekatan pengeluaran.
0 comments:
Post a Comment